HIKAYAT BIOLOGI SEBAGAI ILMU
A.
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup
biologi meliputi seluruh kaehidupan yang ada dialam semesta ini. Mahliuk hidup
tersebut, ada yang kesat mata .hingga ada yang sangat besar.melalu yang paling
sederhang tingkat tingkat organismenya hingga yang paling komplekas.
Ruang lingkup
biologi dapat di lihat dari ragam objek,tingkat organisasi, serta tema
persoalan yang merupakan kawasan kajian biologi. Ragam kehidupan yang menjadi
objek biologisemua ini di bagi kedalam dua kingdom/kerajaan yaitu: plantae dan
animalia.semenjak akhir abad ke-19, ragam objek tersebutdibedakan menjadi 5
kingdom yaitu: monera, protista,
fungi/mycota, pelantai dan animalia.
Monera meliputi
organism bersel satu yang inti selnya belum terlindung oleh selaput inti.
Perotista merupakan organism bersela satu dan organisme bersel banyak yang tingkat
rendah, yang tersusun atas sel-sel yang telah memiliki inti yang terlindungi
oleh selaput inti. AFungi/mycota meliputi organisme bersel banyak berbentuk
benang yang sel-selnya tidak berdinding sel dan dan tidak memiliki kerolifil.
Pada awal abad
ke-20 ditemikan mikroskop electron,yang
mengalami kelasifikasi makhluk hidup mengalami perubahan menjadi kelasifikasi 6
kingdom dengan penambahan kingdom virus di dalamnya. Virus sebagai organism
yang meliputi benda yang mati dan benda hidup.virus dapat di
kelasifikansehingga dapat menyerupai sifat benda mati. Namun demikian, virus
dapat berkembang biak seperti makhluk hidup,walapun berkembang biak memerlukan
persyaratan yang khusus, yaitu hanya berlangsun dalam sel atau jaringan makhluk
hidup.
Kelasifikasi 6
kingdom meliputi: virus, monera, perotista, fungi/mycota, plantae dan animalia.
Biologi sebagai ilmu
merupaka bagian dari pan sains. Sains adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala
alam dan memahami alam apa adanya.
Cirri-ciri
sains adalah sebagai berikut:
a.
Memiliki kajian merupakan benda-benda kongkrit
dialam.
b.
Sains dikembangkan berdasarkan pengalaman
empiris (pengalaman nyata).
c.
Memiliki langkah-langkah sistematis.
d.
Menggunakan cara berpikir logis.
e.
Hasilnya berupa objektif (apa adanya)
f.
Hasilnya berupa hokum-hukum yang berlaku umum.
B.
Cabang-cabang biologi dan mamfaat biologi
1.
Cabang-cabang biologi
Cabang-cabang biologi antara lai
sebagai berikut:
a.
Sitologi,
pelajaran tentang sel.
b.
Emberiologi, mempelajari tentang perkembangan
emberio.
c.
Histologi, mempelajari tentang jaringan tubuh.
d.
Anatomi, mempelajari tentang susunan dalam tubuh
makhluk hidup.
e.
Morfologi, mempelajari tntang bentuk luar
makhluk hidup.
f.
Fisikologi,mempelajari tentang faal/fungsi kerja
organ tubuh.
g.
Genetika, mempelajari tentang hokum-hukum
perwarisan sifat.
h.
Ekologi, mempelajari tentang hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
i.
Zoology, mempelajari tentang hewan.
j.
Botani,
mempelajri tentang tumbuhan.
k.
Evolusi, mempelajari tentang perkembangan
makhluk hidup dan bentuk yang sedehana serta bentuk yang kompleks.
l.
Mikrobiologi, mempelajari tentang
mikroorganisme.
m.
Palaentologo, mempelajari tentang posil.
n.
Patologi, mempelajari tentang penyakit.
2.
Mamfaat biologi.
Sebagai ilmu murni,
biologi mendasari berkembangnya berbagai ilmu terapan seperti dalam bidang
dibawah ini:
a.
Bidang kedokteran atau kesehatan
Contoh: penemuan obat-obatan
yangdapat menyembuhkan berbagai penyakit kangker, jantung, saraf dan ginjal.
b.
Bidang pertanian
Contoh: penemuan bibit unggul yang
meningkat peroduksi pangan.
c.
Bidang perternakan dan bidang pertanian
Contoh: variasi ungul hasil
seleksi buatan dan penyilangan sehingga
dapat memperoduksilebih banyak susu, daging, telur, dan ada yang unggul dalam
keindahan rambut,bulu, suara , perilaku dan bentuk tubuh.
d.
Bidan industry
Contoh: industeri sandang
dikembangkan kapas, sutra,bulu unggas.
e.
Bidang farmasi
Contoh: ditemukan obat,antibiotic dan
vaksin.
C.
Tingkatan organisasi kehidupan
1.
Molekul
Yaitu partikel-partikel yang menyusun
suatu materi yang masih bisa disederhanakan lagi.
2.
Sel
Yaitu suatu unit terkecil penyusun
makhluk hidup.
Bagian-bagian sela adalah sebagai
berikut:
-
Mimbran sel
Merupakan terluar dari sel,bertindak
sebagi pembatas antara isi sel dengan lingkungan luarnya.
-
Sitopelasma
Yaitu cairan yang terletak diluar
inti sel (nucleus). Sito pelasma merupak system kelod yang amat
dinamis,senantiasa bergerak dan tidak pernah diam.
Pada sito pelasma ditemukan organel
sel seperti mitokonderia, ribisum,pelastida,reticulum endopelasma, golgi
kompleks, dan badan mikro.
-
Nucleus (inti sel)
Fungsi nukleus sebagi pusat aktivitas
sel.pada nukleus ditemukan gen yang akan diwariskan kepada generas berikutnya.
3.
Jaringan
Yaitu sejumlah sel yang mempunyai
seteruktur dan fungsi yangsama. Pada hewan da manusia terdapat 4 (empat)
jaringan yang utama, yaitu: jaringan apitel,jaringan pengikat, jaringan otot
dan jaringan saraf. Adapun pada tumbuhan ditemukan jaringan epidermis,jaringan
perenkim, jaringan kolenkim dan sklerenkim. Serta jaringan meristem danjaringan
pengikat (xylem dan floem).
4.
Organ
Yaitu kumpulan beberapa jaringan
untuk melakukan fungsi tertentu dalam tubuh.
Contoh: organ pada hewan: ginjal,
lambung , paru-paru dan sebaginya.
Contoh: pada tumbuhan: akar. Batang,daun,
bunga dan buah.
5.
System organ
Yaitu kumpulan beberapa organ yang
bekerja sama untuk melakukam fungsi tertentu.susunan system organ terdiri
darisistem pencernaan, system pernapasan, system ekskereasi, system peredaran
darah, system rangka, system otot (gerak), system endokrin,system saraf dan system
reproduksi.
6.
Individu
Yaitu makhluk hidup tunggal yang
dapat berdiru sendiri.
Contoh: seorang manusia, seekor hewan
dan sebatang pohon.
7.
Populasi
Yaitu sekumpulan individu sejenis
yang hidup di suatu daerah.
Contoh:populasi tanaman padi di suatu
daerah.
8.
Komunitas
Yaitu sekelompok populasi makhluk
hidup yang tinggal disuatu daerah tertentu.
Contoh: komunitas kebun yang terdiri
dari populasi pohon kelapa,populasi pohon mangga, populasi rumput teki,populasi
belalang.
9.
Ekosistem
Yaitu kesatuan dari deluruh anggota
komunitas yang berbentukhubungan timbale balik dengan lingkungan abiotiknya.
Hubungan yang berada di ekosistem darat disebut bioma. Bioma yaitu kumpulan sepesies
yang mendiami daerah-daerah iklim utama dibumi dan secara mecolokberbeda.adapun
macam bioma yaitu bioma padang rumput, bioma hutan hujan teropis, bioma hutan
bakau (mangrove).
10.
Biosfer
Yaitu seluruh bagian pelanet bumi
beserta makhluk hidup yang ada didalamnya.
VIRUS DAN MONERA
A.
VIRUS
Virus pertama kali ditemukan oleh
Adilf mayer, dilanjutkan dimitri ivanovsky (1892) dan bayerincah (1899)pada
daun tembakau. Ukuran virus 2-20 milimikron.ilmu yang mempelajari virus
dinamakan virology. Dalam bahasa latin virus artinya racun. Hal ini sesuai
dengan kenyataan bahwa virus hidup parasit dan dan menimbulakan penyakit pada
inangnya.
1.
Ciri – ciri virus
Virus disebut partikel zat dan bukan
sel organism, karena virus tidak mempunyai perotopelasma.
Virus dapat berciri hidup dan dapat
berciri tidak hidup.
-
Virus menunjukkan ciri hidup, apabila Nerada
dalam tubuh organisme hidup yaitu berkembangbiak.
-
Virus menunjukan ciri tidak hidup, yaitu virus
dapat dijadikan keristal.
Bentuk tubuh bermacam-macam, ada yang seperti bola, tabung, perisma, dan
hurup T (misalanya bakteriopage). Bakteriopage merupaka virus yang menyerang
bakteri. Seteruktur tubuh virus terdiri dari:
a.
Kulit
Terdiri dari pembungkus perotein yang
disebut kapsit, kapsit terdiri dari unit-unut yang disebut kapsomer.pada virus
yang menyeramg hewan diluar kapsit terdapat lagi pembungkus khas,yaitu mimberan
lipoperotein.
b.
Isi
Bahan inti = materi genetic =
nukleoperotein yang terdiri:
1)
AND, pada virus yang hidup pada hewan.
2)
ARN, virus yang menyerang pada tumbuhan.
3)
AND atau ARN pada virus yang hidup pada bakteri.
Virus tidak memiliki mitokonderia
untuk respirasi sel, dan juga tidak memiliki ribosum untuk sintesis
perotein.tapi virus mengandung imformasi ginetik untuk melakukan hal-hal
berikutapabila berada dalam tubuh inang, yaitu untuk sitesis perotein, kapsid
untuk sitesis enzim guna mengambil alih peruses metabolism sel inang, dan
untukmereplikasi diri asam nukleatnya.
2.
Reproduksi
Reproduksi virus terjadi didalam
tubuh makhluk hidup yang menjadi inanganya. Diluar tubuh inang tidak pernah
terjadi reproduksi.
Reproduksi virus dengan 2 cara, yaitu
sebagai berikut:
a.
Daur lisogenik
-
Jarang terjadi.
-
Jika terjadi, bakteri yang diserang dalam
kondisi kabel (imun)
-
Bakteri tetap eksis tidak hancur.
b.
Daur lisis
Pada daur lisis bakteri yang diserang
virus berakhir dengan kehancuran (lisis). Lima pase daurlisis adalah sebagai
berikut:
1)
Adsorbs (ujung ekor bakteriofage) menempel pada sel dinding inang (E. coli)
2)
Penetrasi sel inang (AND virus masuk
kesitopelasma sel bakteri yang bercampur dengannya).
3)
Elifase (AND virus mengambil alih AND bakteri
yang sntesis perotein).
4)
Pembentukan virus baru.
5)
Pemecahan sel inang/lisis
c.
Virus yang menyerang manusia
1)
Papopavirus, menyebabkan penyakit kulit
(kulit)dan tumor pada vertebrata dan manusia.
2)
Adenovirus, menyebabkan imfeksi paru-paru dan
menyebabkan tumor, pada vertebrata dan manusia.
3)
Harpes, menyebabkan cacar air,infeksi genita,
dan kangker pada manusia.
4)
Polio
5)
Demam berdarah
6)
Trakoma
7)
Gondong (parotista)
8)
AIDS
9)
Campak (morbilo)
10)
Influenza
11)
Hepatitis
12)
Rabies
13)
Herpes
14)
Ebola
15)
SARS
16)
Mata belekan
17)
Avian influenza (flu burung)
B.
MONERA
Monera adalah organism bersel tunggal
(uniseluler) dan perokariotik (tidak memiliki mimbran inti sel). Kingdom monera
dibagi menjadi 2 sel, yaitu bakteri dan ganggang hijau -biru
(cyanophyta).bakteri dibedakan menjai 2 yaitu: eubacteria (bakteri yang
sesungguhnya) dan archebakteria (bakteri purba).
a.
Arcahbakteria (bakteri purba).
Arcahbakteria diartikan sebagai
bakteri purba arcahbakteria menyerupai bakteri lainnya, termasuk golongan
perokariota.arcahbakteria berbeda dengan eubakteria dalam hal:
1.
Komposisi kimia penyusun dinding sel
arcahbakteria dinding sel tidak terbuat dari peptidoglokan.
2.
Lemak pada mimbran sel.
3.
Komposisi RNA-nya.
4.
Komposisi ribosumnya.
5.
Arcahbakteria sukar dibiarkan dilabolaturium.
6.
Arcahbakteria biasanya hidup pada habitat yang
ekstrim seperti air panas dan telaga garam.
Saat ini arcahbakteria dibedak
menjadi 4 kelompok, yaitu: methanogenetik. Halofilik, peroduksi sulfur, dan
termoasidofilik.
1.
Methanogenetik
-
Bakteri ini bersifat anairobik dan kemosintetik.
-
Hidup dirawa dan tempat-tempat yang kurang O2.
-
Dihabitatnya bakteri ini memperoleh makanan
dengan membusukan sisa-sisa tumbuhanyang mati dan menghasilkan metana.
-
Beberapa bakteri methanogenetik bersimbiosis
dalam rumen herbivore sebagai pemfermentasi selulosa.
-
Jenis methagenotik lainnya hidup dilaut yang
dalam dan dapat makanan dari bahan organic yang tenggelam didasar laut.
-
Adapula jenis bakteri in yang hidup disumber air
panas dengan suhu 1100 c.
-
Bakteri methanogenetik dapat bertahan hidup pada
suhu yang tinggi karena seteruktur DNA,perotein dan mimberanselnya telah
beradaptasi. Bakteri ini dapat tumduh dengan baik pada suhu 980 c
dan mati dibawah suhu 840 c.
2.
Halofilia
-
Bakteri ini hidup pada kadar yang berkadar
tinggi seperti danau air asin dan dilaut mati.
-
Beberapa bakteri halofilik dapat melakukan
potosintesis. Jika kelorofilnya disebut bakteriorhodopsin yang memberikan warna
ungu.
3.
Peroduksi sulfur
-
Bakteri peroduksi sulfur menggunak halogen dan
sulfur organik sebagai sumber energinya.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
H2 + S H2S
6H2S + 3O2 6S + H2O
-
Dewasa ini telah diketahu bahwa anggota jenis
bakteri ini dapat hidup pada suhu 850 c.
4.
Thermoasidofilik
-
Bakteri yang hidup dengan menoksidasi sulfur.
-
Bakteri ini terdapat dilubang vulkanik kawah
vulkanik dan mata air bersulfurseperti yang terdapat di yellow stolen amerika.
b.
Eubacteria (bakteri yang sesungguhnya)
1.
Ciri-ciri bakteri
a.
Tubuh: uniseluler,renik(dapat dilihat dengan
mikroskap biasa) dan perokariotik.
b.
Ukuran: 0,15-15 mikro.
c.
Bentuk tubuh bermacam-macam,bentuk batang
(basilus),seperti bola(kokus) huruf koma (vibrio),dan sepiral(spirium)
d.
Cara hidup : ada yang spliter(sendiri-sendiri)
dan ada yang berkoloni (berkelompok).
e.
Alat bergerak pindah :
-
Kebanyakan bakteri tidak bergerak pindah tempat
secara aktif.
-
Beberapa jenis bakteri berpiindah secara gerak
aktif.
f.
Reproduksi
1.
Secara aseksual dengan cara membelah diri biner
(1-2-3 dansetersnya). Adapun yang membentuk sepora didalam (endosepora)apabila
lingkungannya munjadi membaik, air dapat masuk kedalam sel bakteri,kemudian
pecah dan endo spora berkecambah.
2.
Secara aseksual
a.
Transformasi
Bakteri donor menteransper sebagian
DNA kepada bakteri penerima.
Contoh: pada bakteri peneumococcus
peneumoniae. Hemophilus bacillus, Rhizobium.
b.
Btran duksi
Teransfer materi ginetik (DNA)
melalui agen perantara virus.
Contoh: escherichina coll,
pseudomonas, vibrio, escaherichina.
c.
Konjungsi
Ternasper DNA dari donor kepenerimaan
melalui kontak langsung antarakeduanya.
Contoh: salmonella, pseudomonas,
vibro, Escherichia.
2.
Seteruktur tubuh bakteri
tubuh terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut:
a.
Bagian luar
1.
kapsil, berupa lender atau padat, berfungsi untuk
alat pelindung dan melekatkan diri.
2.
Falagel atau trikha,sebagai alat gerak pindah.
3.
Ddinding sel, terdiri dari perotein dan poli
sekarida (pebtidoglikan)fungsi dindingsel memberi perlindungan, berperan dalam
peruses reproduksi mengatur pertukaran zat dan mimberan membentuk sel.
b.
Bagian dalam
1.
Mimberan sel, berfungsi sebagai mimberan
selektif untuk pertukaran zat, dan untuk resfirasi.
2.
Sitopelasma, tempat metabolism sel berlangsung.
3.
Materi risosum, untuk sintesis perotein.
Organel-organel seperti mitokonderia,apartus golgi, dan reticulum tidaka ada.
4.
Tidak semu jenis bakteri memiliki kapsul,
palagel dan pili.misalny bakteri escheri,chia coli,hany memiliki dinding sel
dan bagian dalam sel.
c.
Identifikasi bakter
1.
Bakteri palagel
-
Bakteri artik : tidak mempunyai palagel.
-
Bakteri monotrik : palagel 1 diujung.
-
Bakteri lopotrik : palgel banyanak palda salah
satu ujung.
-
Bakteri
amfitrik : pada kedua ujung terdapat banyak falagel.
-
Bakteri peritrik : falagel terbesar merata pada
permukan tubuh.
2.
Berdasarkan bentuk tubuh
1.
Bentuk coccus
-
Monococcus :
=1-1
-
Diplococcus :
=2-2
-
Streptococcus : =seperti rantai.
-
Tetracoccus :
=4-4
-
Stafolococcus :
=seperti buah anggur.
-
Starcina :
=bentuk seperti kubus.
2.
Berbentuk batang = basilus
-
Diplobasil
-
Streptobasil
-
Monobasil
-
Basilus dengan endospora.
3.
Bentuk seperti tanda baca kimia
Vibro treponema
4.
Bentuk sepiral
Spirillum treponema
3.
Berdasarkan cara mendapatkan makanan atau
nutrisinya.
a.
Bakteri autotrof
Yaitu bakteri ynag mampu menyediakan
makanannya sendiri dari sumber karbon dioksida (CO2).dibedakan
menjadi dua yaitu:
-
Fotoautotrof ( misalnya bakteri hijau dan baktri
ungu )
-
Kemoautotrof (misalnya bakteri besu da bakteri
sulpur)
b.
Bakteri heterotrof
Bakteri heterotrof mengambil
bahan/zat organik dari tempat hidupnya sebagai bahan makanannya. Jadi,
bakteriini tidak bisa menyediakan makanannya sendiri. Bahan organic yang
diambil berupa sisa-sisa mahluk hidup yang mati dam mahluk hidup yang masih
hidup.
Dibedakan menjadi 2 golongan bakteri
heterotrof yaitu bakteri parasit dan bakteri saprofit.
4.
Berdasarkan cara respirasp
bakteri ini terdiri dari 2 golongan
nyaitu sebagai berikut:
a.
Bakteri airob,yaitu bakteri yang membutuhkan O2
bebas untuk hidupnya.
Contoh: nitrosomonasi, nitrococcus,
nitrobakter dan acetobakter.
b.
Bakteri anairob, hany dapat hidup jika di
lingkungan hidupnya tidak terdapat O2 bebas.
Contoh: bakteri tetanus (clostridium
tetani).
Sel adalah
unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Dari kupu-kupu
hingga kanguru, dari pohon kelapa hingga cemara semua tersusun atas sel.
Makhluk hidup ada yang tersusun dari satu sel saja, disebut organisme
uniseluler, dan ada makhluk hidup yang tersusun lebih dari satu sel, disebut
organisme multiseluler.Sel meskipun memiliki ukuran sangat kecil, sel tergolong
luar biasa. Kenapa? Sel bagai sebuah pabrik yang senantiasa bekerja agar
kehidupan terus berlangsung. Ada bagian sel yang berfungsi menghasilkan energi,
ada yang bertanggung jawab terhadap perbanyakan sel, dan ada bagian yang
menyeleksi lalu lintas zat masuk dan keluar sel.
Dengan
mempelajari komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan.
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun 1665) mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu.
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun 1665) mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu.
SEJARAH PENEMUAN SEL
Sel adalah
unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun
hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh suatu
membran atau selaput sel.
Evolusi
sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas
indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal
tentang sel memperoleh kemajuan sejalandengan penemuan dan penyempurnaan
mikroskop pada abad ke tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal tidak dapat
dipisahkan dengan sejarah penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
-
Galileo Galilei (Awal Abad 17)
dengan alat dua lensa menggambarkan struktur tipis dari mata serangga. Gallei
sebenarnya bukan seorang biologiwan pertama yang mencatat hasil pengamatan
biologi melalui mikroskop.
-
Robert Hook (1635-1703) melihat
gambaran satu sayatan tipis gabus suatu kompertemen atau ruang-ruang disebut
dengan nama Latin cellulae (ruangan kecil), asal mula nama sel.
-
Anton van Leeuwenhoek (24 Oktober
1632 – 26 Agustus 1723), menggunakan lensa-lensa untk melihat beragam
spermatozoa, bakteri dan protista.
-
Robert Brown (1733-1858) pada tahun 1`820
merancang lensa yang dapat lebih fokus untuk mengamati sel. Titik buram yang
selalu ada pada sel telur, sel polen, sel dari jaringan anggrek yang sedang
tumbuh. Titik buram disebut sebagai nukleus.
-
Matias Jacob Schleiden pada tahun
1838 berpendapat bahwa ada hubungan yang erat antara nukleus dan perkembangan
sel.
-
Teodor Schwan (1810-18830): Sel
adalah bagian dari organisme
TEORI SEL
Sel ialah
satu unit kehidupan. Semua benda hidup baik hewan atau tumbuhan disusun oleh
sel. Sel-sel ini berkumpul dan bergabung dengan adanya bahan antara sel
diantaranya untuk membentuk jaringan seperti otot, tulang rawan dan saraf.
Dalam
keadaan tertentu beberapa jaringan bergabung dan membina organ seperti
kelenjar, pembuluh darah, kulit dal lain-lain.
Di alam
ini kita dapat membagi sel ke dalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Istilah prokariotik, dibangun dari kata pro dan karyon. Pro,
artinya sebelum dan kryon, artinya inti. Jadi sel prokariotiiik artiya ”sebelum
inti”.
Ini
mengandung pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan
memiliki materi genetik yang tersebar di dalam sitplasmanya. Eukariot dibangun
dari kata Eu da Karyon.
Eu da
Karyon , berarti sungguh dan karyon berarti inti. Jadi sel eukariotik adalah
sel-sel yang telah memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang
terorganisasi dalam suatu selaput, sehingga inti selnya tampak jelas (Sumardi
dan Marianti, 2007).
Telah
diketahui bahwa semua organisme hidup di bumi sekarang berasal dari sel tunggal
yang lahir 3.500 berjuta-juta tahun yang lalu. Sel purba ini digambarkan dengan
suatu selaput di sebelah luar, salah satu peristiwa yang rumit yang memimpin
penetapan hidup di atas bumi.
Molekul
organik sederhana tersebut mungkin telah diproduksi dalam kondisi-kondisi yang
memungkinkannya hidup dan lestari di bumi dalam status awal hidpunya (kira-kira
selama milyaran tahun pertamanya).
-
Sel Prokariot
Yang
termasuk di dalam golongan sel-sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang
hijau-biru atau Cyanobacteria.
Pada bakteri
bagian dalam membran plasma terdapat sitoplasma, ribosom dan nukleoid.
Sitoplasma dapat mengandung vakuola, vesikel (vakuola kecil) dan menyimpa
cadangan gula komplek atau bahan-bahan organik. Ribosom terdapat bebas di dalam
sitoplasma dan tempat terjadinya sintesis protein.
-
Sel Eukariot
Sel-sel
eukariotik memiliki struktur yang lebh maju dari pada sel-sel prokariotik. Sel
pada umumnya terlihat sebagai massa yang jenih dengan bentuk yang tidak
teratur, dibatasi oleh sutu selaput dan ditengah-tengahnya tedapat bangunan
yang lebih pucat yang bentuknya bulat, disebut nnukleus atau inti sel.
Jadi
secara umum sel itu dibina oleh selaput atau membran sel, plasma sel, dan inti
sel. Di bawah dapat dilihat struktur sel eukariotik (sel hewan dan sel
tumbuhan).
Selaput
Plasma (Plasmalemma)
Yaitu
selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa
kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3
lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein – Lipid – Protein Þ
Trilaminer Layer
Lemak
bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik
(larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel
atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya
dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi
dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang
satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain
mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar
selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis
senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang
dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat
seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan
kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering
terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir
sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Sitoplasma
dan Organel Sel
Bagian
yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam
inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi
tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel
sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
A. Dinding Sel
Sel
tumbuhan dipisahkan oleh dinding sel yang transparan.Dinding sel adalah struktur
di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding
sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan
alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding
sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel
hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel
dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur
dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam
sel.
Dinding
sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada
tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat
(pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting).
Pada
bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi
memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga
terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).
B. Vakuola
Vakuola
merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris).
Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan
bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
Pada
sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga
seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian
tepi dari sel.
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel.
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel.
Dalam
vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses
metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang
efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan
berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimi
C. Plastida
Plastida
adalah organel pada sel tumbuhan (dalam arti luas, Viridoplantae). Organel ini
paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum, kloroplas, sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis. Pada kenyataannya, plastida dikenal dalam berbagai
bentuk:
-
proplastida, bentuk belum “dewasa”
-
leukoplas, bentuk dewasa tanpa
mengandung pigmen, ditemukan terutama di akar
-
kloroplas, bentuk aktif yang
mengandung pigmen klorofil, ditemukan pada daun, bunga, dan bagian-bagian
berwarna hijau lainnya
-
kromoplas, bentuk aktif yang mengandung
pigmen karotena, ditemukan terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga
-
amiloplas, bentuk semi-aktif yang
mengandung butir-butir tepung, ditemukan pada bagian tumbuhan yang menyimpan
cadangan energi dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi)
serta biji.
-
elaioplas, bentuk semi-aktif yang
mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada beberapa jaringan penyimpan minyak,
seperti endospermium (pada biji)
-
etioplas, bentuk semi-aktif yang
merupakan bentuk adaptasi kloroplas terhadap lingkungan kurang cahaya; etioplas
dapat segera aktif dengan membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam, begitu
mendapat cukup pencahayaan.
Plastida
adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat
fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari sel.
Secara
evolusi plastida dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke dalam sel
eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori endosimbiosis
ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun introduksi plastida
dianggap terjadi lebih kemudian.
D. Kloroplas
Kloroplas
atau Chloroplast adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas
berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas
terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila
ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan
tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang
lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan
posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya.
Pada
ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring,
seringkali disertai pirenoid.
Kloroplas
matang pada beberapa ganggang , biofita dan likopoda dapat memperbanyak diri
dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan
pembelahan proplastid di daerah meristem.
Secara
khas kloroplas dewasa mencakup dua membran luar yang menyalkuti stroma homogen,
di sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam stroma tertanam sejumlah
grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa gelembung
bermembran, pipih dan diskoid (seperti cakram). Membran tilakoid menyimpan
pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron yang terlibat dalam
fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya. Grana biasanya terkait dengan
lamela intergrana yang bebas pigmen.
Prokariota
yang berfotosintesis tidak mempunyai kloroplas, tilakoid yang banyak itu
terletak bebas dalam sitoplasma dan memiliki susunan yang beragam dengan bentuk
yang beragam pula. Kloroplas mengandung DNA lingkar dan mesin sistesis protein,
termasuk ribosom dari tipe prokariotik.
Struktur
Kloroplas Kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian amplop dan
bagian dalam.Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar yang bersifat
sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta merupakan tempat
protein transpor melekat, dan ruang antar membran yang terletak di antara
membran luar dan membran dalam.
Bagian
dalam kloroplas mengandung DNA , RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya
reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat
terjadinya reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran
tilakoid). Pada tanaman C3, kloroplas terletak pada sel mesofil. Contoh tanaman
C3 adalah padi (Oryza sativa), gandum (Triticum aestivum), kacang kedelai
(Glycine max), dan kentang (Solanum tuberosum). Pada tanaman C4, kloroplas
terletak pada sel mesofil dan bundle sheath cell. Contoh tanaman C4 adalah
jagung (Zea mays) dan tebu (Saccharum officinarum).
Genom
Kloroplas Kloroplas pada tanaman tingkat tinggi merupakan evolusi dari bakteri
fotosintetik menjadi organel sel tanaman. Genom kloroplas terdiri dari 121 024
pasang nukleotida serta mempunyai inverted repeats (2 kopi) yang mengandung
gen-gen rRNA (16S dan 23S rRNAs) untuk pembentukan ribosom.
Genom
kloroplas mempunyai subunit yang besar yaitu penyandi ribulosa biphosphate carboxylase.
Protein yang terlibat di dalam kloroplas sebanyak 60 protein. 2/3nya
diekspresikan oleh gen yang terdapat di inti sel sementara 1/3nya diekspresikan
dari genom kloroplas.
E. Nukleus
Nukleus
ini umumnya paling mencolok pada sel eukariotik. Rata-rata diameternya 5 µm.
Nukleus memiliki membran yang menyelubunginya yang disebut membran atau
selubung inti. Membran ini memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma.
Membran
atau selubung inti merupakan membran ganda. Kedua selubung ini masing-masing
merupakan bilayer lipid dengan protein yang terkait. Membran ini dilubangi oleh
beberapa pori yang berdiameter sekitar 100 nm. Pada bibir setiap pori membran
dalam dan membran luar selubung nukleus menyatu. Pori-pori ini memungkinkan
hubungan antara nukleoplasma (cairan inti) dengan sitoplasma (cairan sel).
Selain
pori, sisi dalam selubung ini dilapisi lamina nukleus dengan susunan mirip
jaring yang terdiri dari filamen protein yang mempertahankan bentuk nukleus.Di
dalam nukleus terdapat:
1.
Nukleolus (anak inti), berfungsi
mensintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam
perakitan ribosom. Molekul RNA yang disintesis dilewatkan melalui pori nukleus
ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk ribosom. Nukleolus
berentuk seperti bola, dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini tampak
sebagai suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang
menempel pada bagian kromatin.
2.
Nukleoplasma (cairan inti) merupakan
zat yang tersusun dari protein.
3. Butiran
kromatin, yang terdapat di dalam nukleoplasma. Tampak jelas pada saat sel tidak
membelah. Pada saat sel membelah butiran kromatin menebal menjadi struktur
seperti benang yang disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam
dioksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui
sintesis protein.Secara umum, Nukleus bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi
di sitoplasma. DNA yang terdapat di dalam kromosom merupakan cetak biru bagi
pembentukan berbagai protein (terutama enzim). Enzim diperlukan dalam menjalankan
berbagai fungsi di sitoplasma.
F.
Retikulum
Endoplasma
Retikulum
Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat ditemukan
pada semua sel eukariotik.Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang
terdiri atas sistem membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian
sitoplasma yang disebut sitosol atau cytosol. Retikulum Endoplasma sendiri
terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan
ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan
selimut nukleus atau nuclear envelope.Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma
tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat
dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut
dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan
daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein
tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak
diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel.
Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon. Sedangkan bagian-bagian
Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum
Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk
membentuk lemak dan steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum
Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.Retikulum endoplasma
memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut
cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak
sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam
sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan
retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”). Pengertian
lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan
yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.Lubang/saluran
tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke
bagian sel lainnya.Ada tiga jenis retikulum endoplasma:RE kasar Di permukaan RE
kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan
dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat
sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki
bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses
metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi
kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein
membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus.
RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan
RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis
molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE
sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.RE halus berfungsi dalam
berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun”RE berfungsi sebagai alat
transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri”.
Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma.
Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma.
Fungsi
Retikulum Endoplasma
Menjadi
tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan
dari RE dan menuju ke sitosol
-
Memodifikasi protein yang disintesis
oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari
sel.(RE kasar).
-
Mensintesis lemak dan kolesterol,
ini terjadi di hati(RE kasar dan RE halus)
-
Menetralkan racun (detoksifikasi)
misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
-
Transportasi molekul-molekul dan
bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)
G. Ribosom
Ribosom
ialah organel kecil dan padat dalam selyang berfungsi sebagai tempat sintesis
protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom
(rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel
ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein)
menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam
sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum
endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
H. Sentriol
Sentriol
merupakan organel tak bermembran yang hanya ditemukan pada sel hewan. Organel
ini berukuran kecil , jumlahnya sepasang dan letaknya dekat membrane inti dalam
posisi tegak lurus antar keduanya. Organel ini akan memisah satu sama lain
untuk membentuk gelendong pembelahan pada saat terjadi pembelahan sel. Sentorom
merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang
terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak
ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan
interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom,
kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat
sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana
sepasang sentriol akan terpisah
sejauh beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak
akan mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2
merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah
memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub
pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benang-benang
spindel.
I. Badan Golgi
Badan
Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah
organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir
di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan
fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan
Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi
pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom. Badan Golgi ditemukan oleh seorang
ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1.
Membentuk kantung (vesikula) untuk
sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi
enzim dan bahan-bahan lain.
2.
Membentuk membran plasma. Kantung
atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat
menjadi bagian dari membran plasma.
3.
Membentuk dinding sel tumbuhan
4.
Fungsi lain ialah dapat membentuk
akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan
pembentukan lisosom.
5.
Tempat untuk memodifikasi protein
6.
Untuk menyortir dan memaket
molekul-molekul untuk sekresi sel
7.
Untuk membentuk lisosom
J. Lisosom
Lisosom
adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik
yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.
Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada
semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim
hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase, ataupun sulfatase.
Semua
enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis,
fagositosis, dan autofagi.
EndositosisEndositosis
ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme
endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan
tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
Beberapa
materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma),
yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu
pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.
Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan
membentuk lisosom.
AutofagiProses
autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti
organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma
kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom
berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom
(atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu
menjadi katak, dan embrio manusia.
Fagositosis.
Fagositosis.
Fagositosis
merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti
bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau
mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan
enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom
lanjut).
K. Mitokondria
Mitokondria
(mitochondrion’, plural: mitochondria’) atau kondriosom (chondriosome) adalah
organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau
tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit
tenaga” bagi sel.
Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Mitokondria
mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran
dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering
disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat ‘ruangan’ yang disebut
matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak
Mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
Keberadaan
mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada
tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariot (bakteri)
[Margullis, 1981]. Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan
membentuk organel sel yang pertama. Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan
bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya.
Hipotesis
ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran
mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara
membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA
berbentuk lingkar. Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri
yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA
mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang
dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000]. Secara garis besar, tahap
respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal
sebagai daur atau siklus Krebs.
L. Badan Mikro (Peroksisom &
Glioksisom)
Peroksisom
adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai enzim
dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase berfungsi mengkatalisis
perombakan hydrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan produk
metabolism sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam
perubahan lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan
sel hewan. Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang
pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam berbagai tipe sel.
Glioksisom
hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji
padi-padian. Aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat
dalam vakuola. Glioksisom sering ditemukan di jaringan penyimpan lemak dari
biji yang berkecambah. Glioksisom mengandung enzim pengubah lemak menjadi gula.
Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang diperlukan bagi
perkecambahan.
Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Hewan
1.
tidak memiliki dinding sel
2.
tidak memiliki plastida
3.
memiliki lisosom
4.
memiliki sentrosom
5.
timbunan zat berupa lemak dan
glikogen
6.
bentuk tidak tetap
7.
pada hewan tertentu memiliki
vakuola, ukuran kecil, sedikit
Sel
Tumbuhan
1. memiliki
dinding sel dan membran sel
2. umumnya
memiliki plastida
3. tidak
memiliki lisosom
4. tidak
memiliki sentrosom
5. timbunan
zat berupa pati
6. bentuk
tetap
7. memiliki
vakuola ukuran besar, banyak
Transpor
lewat membran
Transpor
lewat membran dibedakan atas:
1. Transpor
pasif, tanpa bantuan energi dari sel (difusi dan osmosis)
2. Transpor
aktif, dengan menggunakan energi dari sel (endositosis, eksositosis dan pompa
natrium kalium).
Mekanisme Transpor Melalui M0embran
Setiap
sel yang hidup harus selalu memasukkan materi yang diperlukan dan membuang
sisa-sisa metabolismenya. Untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam
sitoplasma, sel juga selalu memasukkan dan mengeluarkan ion-ion tertentu.
pengaturan keluar masuknya materi dari dan menuju ke dalam sel sangat
dipengaruhi oleh permeabilitas membran.
Bagian
dalam lapisan lipid bilayer bersifat hidrofobik, sehingga tidak dapat ditembus
oleh molekul-molekul polar dan substansi yang larut dalam air. Transpor
materi-materi yang rarut dilam air dan bermuatan diperankan oleh protein
integral membran. Transpor molekul – molekul kecil .
1.
Transpor Molekul – Molekul Kecil
Pengangkutan
molekul-molekul kecil melalui membran dilakukan secara pasif (transpor pasif)
maupun secara aktif (transpor aktif). Kedua macam transpor ini dilakukan secara
terpadu untuk mempertahankan kondisi intraseluler agar tetap konstan.
2.
Transpor pasif
Dapat
berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi
membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik. Transpor
pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi
dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis.
Mekanisme
difusi
Difusi
merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d
ifusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion
by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi
sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah
atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel
terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K
serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga
sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan
molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat
melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam
amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus
membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter
untuk dapat menembus membrane. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan
transforter dinamakan difusi difasilitasi.
Mekanisme
Difusi dan Difasilitasi
Difusi
difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui membran plasrna
yang melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter
tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau
molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki
protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa
diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam
sel.
Protein
transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung,
sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan
glukosa untuk diubah menjadi energy.
Mekanisme
osmosis
Osmosis
adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan
yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat
pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi
permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput
semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput
semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai
pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan
dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang
berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang
konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air
berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang
konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang
konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam
sel dikatakan .
Sebagai
larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan
di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel,
konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan
sebagai larutan hipotonis.
Apakah
yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan
dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda?
Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal
bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran
normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras.
Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam
larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis,
hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis,
sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya
membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hew’an/sel darah merah dalam
larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi
sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
Transpor aktif
Pada
transpor aktif diperlukan adanya protein pembawa atau pengemban dan memerlukan
energi metabolik yang tersimpan dalam bentuk ATP. selama transpor aktif,
molekul diangkut melalui gradien konsentrasi. Transpor aktif dibedakan menjadi
dua, yaitu transpor aktif primer dan sekunder.
Transpor
aktif primer secara langsung berkaitan dengan hidrolisis ATP yang akan
menghasilkan energi untuk transpor ini. contoh transpor aktif primer adalah
pompa ion Na- dan ion K+. Konsentrasi ion K+ di dalam sel lebih besar dari pada
di luar sel, sebaliknya konsentrasi ion Na+ diluar sel lebih besar daripada di
dalam sel.
Untuk
mempertahankan kondisi tersebut, ion-ion Na- dan K+ harus selalu dipompa
melawan gradien konsentrasi dengan energi dari hasil hidrolisis ATP. Tiga ion
Na+ dipompa keluar dan dua ion K+ dipompa ke dalam sel. Untuk hidrolis ATP
diperlukan ATP-ase yang merupakan suatu protein transmembran yang berperan
sebagai enzim.
Tranpor
aktif sekunder merupakan transpor pengangkutan gabungan yaitu pengangkutan
ion-ion bersama dengan pengangkutan molekul lain.
Sel darah merah
Sel darah merah, eritrosit
(en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel
darah yang paling banyak dan
berfungsi membawa oksigen ke
jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat
oksigen. Hemoglobin
akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit
melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal
dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam
sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120
hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros
berarti merah dan kytos yang
berarti selubung/sel)
Eritrosit Vertebrat
Eritrosit
secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan
molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di
lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel
darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan
seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir
keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma
darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan
hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang
terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma
darah sendiri berwarna kuning
kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan
berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan
berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh
darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat
keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada
darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di
beberapa sel tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap
penting dalam evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses
ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah,
dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke
jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata. Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih
besar daripada diameter pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini
meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah
ikan dari familia Channichthyidae. Ikan dari familia Channichtyidae hidup di
lingkungan air dingin yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen
secara bebas terlarut dalam darah mereka..[5] Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin
lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka.[6]
Nukleus
Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di
dalamnya, atau disebut juga anukleat. Jika dibandingkan, eritrosit pada
sebagian besar hewan vertebrata mengandung nukleus, kecuali salamander dari genus Batrachoseps.
Fungsi
Ketika eritrosit
berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk
berelaksasi dan melebar.
Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga
berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya
darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen.
Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah
akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel
patogen, serta membunuhnya.[10][11]
Eritrosit Mamalia
Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan
menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan
ruangan kepada hemoglobin.
Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai
oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa yang diikuti pembuatan asam
laktat. Lebih lanjut lagi bahwa
eritrosit tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak
dikontrol oleh insulin.
Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak
mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa
membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri.
Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang
diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti
"barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei
dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran
oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel
sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk
bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
Pada jaringan darah yang besar, eritrosit kadang-kadang
muncul dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation, dan akan muncul
lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan
terjadi.
Limpa berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal
ini dibatasi dalam tubuh manusia. Di beberapa hewan mamalia, seperti anjing dan kuda, limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah
besar, yang akan dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini akan
menghasilkan kapasitas transpor oksigen yang tinggi.
1.
Eritrosit pada manusia
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8
μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada
tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh
hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul
membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu
(wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6
juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar
oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih
banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan
dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya
memiliki sekitar 4000 - 11000 sel
darah putih
dan platelet yang hanya memiliki 150000 - 400000 di
setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai
peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut
dalam plasma darah.
Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di
dalam tubuh manusia.
a.
Daur hidup
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi
di sumsum tulang
merah, dengan laju produksi
sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit
utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon
eritropoietin
(EPO) yang disintesa oleh ginjal.
Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah
yang beredar.
Eritrosit dikembangkan dari sel
punca melalui retikulosit untuk
mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan
hidup selama 100-120 hari.
b.
Polimorfisme dan kelainan
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf.
Cekungan (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada
hemoglobin yang akan mengikat oksigen. Tetapi, polimorfisme yang mengakibatkan
abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit. Umumnya, polimorfisme disebabkan oleh
mutasi gen pengkode hemoglobin,
gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton. Polimorfisme yang mungkin terjadi antara
lain adalah anemia sel sabit, Duffy
negatif, Glucose-6-phosphatase
deficiency (defisiensi G6PD), talasemia, kelainan glikoporin, dan South-East Asian Ovalocytosis (SAO).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar